Sunday, January 22, 2006

My Indonesia: ... pornografi [responding gusdur's comment]

Kutipan dari
detikcom
tentang komentar Gus Dur terhadap penggodokan Rancangan UU Pornografi dan Pornoaksi yang sedang digodok oleh DPR.

"Jangan buru-buru bikin RUU Pornografi, soalnya nanti kalau terburu-buru dibelakangnya mengubahnya sulit. Belum tentu itu jalan terus, pasti ada perubahan-perubahan kan,"

Sebagai seorang awam dalam hal agama atau bernegara, saya menganggap bapak kita - yth Kyai Haji Abdurahman Wahid, mantan Presiden RI yang nyaris-lulusan sastra Arab di Irak dan Kairo cukup mengagetkan terutama melihat titelnya. Walaupun kalow mengingat sepak terjang komentar beliau, yang selalu/sering anti-kenormalan atau asal-nyleneh merupakan hal yang "normal" (bagiku) atau normal (bagi pengikut fabatiknya --- bahkan pernah aku temui di salah satu pengikutnya, silsilah Gusdur sampai ke Nabi Muhammad saw!!!).

Oke, kita coba kembali ke konteks permasalahan tentang komentar beliau. Hal tersebut merupakan hal yang pantas disampaikan ketika kita baru merdeka dan tidak melihat masalah pornografi/pornoaksi tersebut sesuatu yang penting (karena lebih banyak masalah yang lain). Sedangkan kita bisa merasakan dan melihat atau membaca, semua hal tersebut mengancam anak-anak kita atau generasi mendatang. Kasus SMA Cianjur (lihat komentarku di blog ini) seharusnya membangunkan komunitas bangsa Indonesia tentang issue besar di komunitas anak-anak muda kita. Semua yang kita lihat merupakan hanya puncak gunung es, masalah yang sebenarnya bisa 10x lipat dari yang kita lihat. Akibat dari perilaku tersebut jauh lebih besar lagi.

Walaupun dalam hal tertentu aku tidak akan dapat terbebas dari "temptation to see those wicked things" sebagaimana beliau, dengan segala kekuatan iman beliau. Oleh sebab itu, selayaknya seseorang ketika memberi komentar harus memikirkan tidak hanya "what if situation" untuk diri sendiri tetapi untuk anggota masyarakat yang jauh lebih rendah (dari ilmu, iman dsbnya).

Dengan tanpa hadirnya Playboy edisi Indonesia, anak-anak kita sudah tercemar dengan berbagai pornografi dan pornoaksi yang menggeliat dengan kencang setelah reformasi. Dari majalah atau tabloid kuning, DVD dan VCD atau tayangan di TV yang begitu mudahnya digelar atau ditayangkan dari jalan protokol sampai ke gang-gang kumuh atau dari jam anak bangun pagi sampai tidur lagi. Undang-undang merupakan rambu-rambu, untuk mengendalikan manusia dengan segala pikirannya. Semua hukuman atau denda tidak akan diberlakukan untuk anggota masyarakat yang tidak melanggarnya.

Undang-undang... atau peraturan (lebih umum) merupakan aturan yang adil bagi yang melanggar atau tidak. Bagi yang melanggar, mereka melakukan dengan kesadaran dan memahami semua konsekuensi yang akan dihadapi, sedang bagi yang tidak melanggar sesuatu yang adil karena dilindungi dari pengaruh dari semua yang diatur. Misalnya, Perda DKI tentang larangan merokok di ruang publik di Jakarta, adil buat yang tidak merokok karena terbebas dari asap yang tidak diinginkan dan adil buat sang perokok karena mereka memahami konsekuensinya terhadap hukum maupun kesehatan. Hal tsb, berlaku juga untuk Rancangan Undang-Undang ini.

Aku sebagai seorang ayah membayangkan apabila anak-anak kita tercemar dengan hal tersebut dan bagaimana perasaan kita. That's all, Gusdur.

Thank's God, it was only two damn years ... I was always thankful for the lessons from him ... at least the bad one. Be quiet ... and you may gain more respect.

Gusdur, following is policy to govern sexually provocative in sex & games of e3 2006 expo. The expo will be held next may in america ... just imagine gusdur. hope this will open up our eye wider...

"Material, including live models, conduct that is sexually explicit and/or sexually provocative, including but not limited to nudity, partial nudity and bathing suit bottoms, are prohibited on the Show floor, all common areas, and at any access points to the Show. ESA, in its sole discretion, will determine whether material is acceptable."

Read my other comments related Indonesian society:
My Indonesia: ... sick society or what [in response to Cianjur case]
My Indonesia: i'm on your side for this time, bambang [in response oil price hike]
My Indonesia: sederhana dan kebanggaan
My Indonesia: Jika Aku Presiden - Gaji dan GNP
My Indonesia: Jika Aku Presiden - the Cruel meet the Soft
My Indonesia: Jika Aku Presiden - Pemberantasan Korupsi

No comments: