Wednesday, May 09, 2007

{kids} hotwheel and my kids

nirwana

series of pictures of my kids with their collections: hotwheel
{damned, even for this small toys, they are not product of Indonesia, either malay, thay or china}








Friday, May 04, 2007

{me} Friday Morning in A Toll Road

Jumat, Jagorawi KM 23
Kali ini saya pingin share apa yang terjadi pagi itu di toll dan bantuan tulus yang saya rasakan.

Di KM 25, setelah memasuki pintu toll Jagorawi, saya merasakan keganjilan di mobil saya. Cukup berat untuk melewati kecepatan 100 dan mengeluarkan suara di bagian belakang yang makin keras. Beberapa saat saya menyadari dan segera menuju ke tepi dari jalur tengah. Menyalakan lampu hazard dan memarkir mobil di bahu jalan, saya keluar setelah mematikan mesin dan memasang alarm. Berkeliling memutar untuk melihat keadaan setiap roda dan saya temui roda kanan belakang mulai setengah kempis. Saya amati dan sekali lagi terlihat "paku" yang menusuk roda dengan lobang didalam "paku", yang menyebabkan ban lebih cepat kempis.
Apes atau ada hikmah lain. Yang jelas saya akan ada meeting jam 8pagi dengan mantan boss saya yang datang dari Houston, Walt, untuk melihat progress implementasi program global. Saya kirim sms ke dia tentang kemungkinan terlambat.
Saya bongkar bagasi dan semua alat saya temukan kecuali satu tungkai untuk mengganti roda. Roda yang bolong sepertinya parah dan harus diganti, tetapi tanpa alat tersebut mustahil untuk mengganti roda. Saya putuskan untuk menunggu patroli jalan tol.
Setengah jam menunggu, akhirnya dari seberang pintu toll melambai dan membunyikan klaskon seorang petugas patroli jalan tol. Segera saya isyaratkan bahwa ban saya mengalami kempis dan perlu bantuan. Saya keluar dari mobil dan tak lupa mengunci pintu dengan memasang alarm. Sembari petugas menyiapkan peralatan, saya segera memasang dongkrak di bawah mobil dan mulai mengulir untuk mengangkat mobil. Petugas segera melepas baut roda dan menggantinya dengan ban spare. Saya rencana untuk tidak memberikan tip untuk melihat keikhlasan dari petugas ini dalam membantu.
Setelah selesai saya hanya sekedar mengucapkan terima kasih, petugas langsung kembali ke kendaraannya. Ketika saya akan meninggalkan lokasi, saya melihat petugas melambaikan tangan dengan penuh keikhlasan.
Hikmah dari "kehilangan" ban pagi ini, saya kembali menemukan seorang yang tanpa pamrih membantu orang lain. Merupakan sesuatu yang sangat jarang di zaman sekarang ini, bahkan mungkin dalam diri saya sendiri.

Thursday, May 03, 2007

harga sebuah sepeda motor (nilai sebuah hati)

tilpon berdering di meja kantorku, tilpon dari rumah. suara dari seberang sana adalah suara yang sangat kukenal tetapi dengan iringan tangis, istriku... antara panik, sedih dan takut, setelah reda akhirnya aku tahu bahwa sepeda motor zaki yang kurang dari dua minggu hilang di halaman rumah setelah dipakainya. aku yakin mereka semua panik karena ada pencuri di halaman (walau saat itu pencuri sudah pergi jauh), sedih karena baru senang-senangnya bertiga dengan motor baru mereka dan takut - mungkin takut disalahkan dan mereka tahu harga sebuah sepeda motor.

respon awalku adalah menenangkan hati istriku dan menanyakan keselamatan anak-anak. kemudian aku ingatkan bahwa kita harus ikhlas terhadap musibah ini tetapi tidak ridha terhadap kelakuan sang pencuri. bahkan itu sebuah teguran buat kita dan mungkin hikmah bahwa anak-anak belum saatnya memiliki motor. zaki, noval dan oki kutelpon satu per satu dengan nada awal sedih atau menangis.

yang pertama mereka dengar bukan amarah atau menyalahkan tetapi memikirkan kondisi mereka dan menyuruh tersenyum ketika papanya sampai rumah. aku yakin mereka sudah siap dan menduga papanya akan marah.

dari awal, tidak ada marah dalam benakku dan aku mensyukurinya tidak ada amarah apalagi setelah mengetahui kejadiannya. bertiga baru selesai main dengan motornya dan pulang untuk menunaikan shalat maghrib. motor ditaruh di halaman dikunci stangnya tanpa dikunci rem. oki tau jam biasa papanya pulang, gerbang depan dibuka lebar. abis itu hujan besar dan semua sibuk dengan aktifitas masing-masing. sedangkan aku kebetulan harus pulang agak terlambat.

setelah sampai di rumah, ku peluk satu per satu. kujelaskan arti ikhlas, hikmah dan tindakan untuk melindungi amanah.

seandainya aku marah, aku tetap kehilangan sebuah motor tetapi aku kehilangan lebih besar lagi nilai tiga buah hati dari matahatiku. aku yakin dikemudian hari mereka akan lebih berani menceritakan fakta tanpa ditakuti perasaan amarah dari papanya. kedekatan dan kepercayaan mereka lebih besar, itulah hikmah yang utama.