Tuesday, February 26, 2008

{family} berita pak lik syafa kembali ke rahmatullah

inna lillahi wa inna ilaihi raji'un
berita meninggalnya paklik syafa, adik ipar ibu di demak

Mantan Katib PWNU Jateng meninggal Dunia
Senin, 25 Februari 2008 22:54

Demak, NU Online
KH Musyafa' Ahmad bin Abdurrahman, Mantan Katib Pengurus Wilayah (PWNU) Jawa Tengah meninggal dunia di Demak, Senin (24/2) pukul 13.00. Almarhum dimakamkan pada sore harinya, sekitar pukul 17.00 di dekat komplek pemakaman Ngadilangu, Demak, tempat Sunan Kalijaga disemayamkan.

Menantu dari Kiai Malik Demak (alm.) tersebut menjabat Katib Syuriyah PWNU Jawa Tengah pada periode 1990-1994 pada saat KH Amin Sholeh menjadi Rais Syuriyahnya, sementara ketua tanfidziyah PWNU waktu itu adalah KH Bukhari Masroeri.

Kiai Musyafa' Ahmad juga telah aktif sebagai wakil katib PWNU Jawa Tengah pada saat KH Sahal Mahfudh (Rais Aam PBNU sekarang) menjabat sebagai Rais Syuriyah PWNU Jateng.

KH Ghazalie Masroeri, Ketua Lajnah Falakiyah PBNU, yang cukup dekat dengan almarhum mengimbau umat Islam, khususnya warga nahdliyyin, agar melakukan shalat ghaib untuk mendoakan arwah qari' nasional pertama di tahun 60-an itu.

"Beliau memang orang yang tekun, sederhana, banyak dedikasinya terutama bidang kesyuriyahan. Putra-putranya adalah anak-anak yang saleh. Beliau juga adalah qari' nasional yang handal," kata Kiai Ghazali kepada NU Online melalui sambungan telefon.

Berdasarkan keterangan Kiai Ghazali, pada tahun 1968 Kiai Musyafa' Ahmad menjadi juara II Nasional Musabaqah Tilawatul Qur'an (MTQ), sebuah perhelatan seni baca Al-Qur'an yang diadakan pertama kali oleh NU dan kemudian dilanjutkan oleh Departemen Agama. Kiai Musyafa' bahkan pernah menjadi juara I lomba MTQ tingkat ASEAN. (nam)

Wednesday, February 06, 2008

[bike] bicycle we want to ride our bikes





[kampus ui]

minggu pagi, kita - saya, noval (11) dan oki (5) - bersiap-siap untuk bersepeda di kampus ui. tiga sepeda dinaikkan di mobil dan kitapun melaju, tidak lupa membawa kamera digital dan tripod kecil untuk mengabadikan momen ini.

sepeda dimulai dari dekat saung mak engket, bertiga menyusuri tepi situ di jalan setapak. berdua tampak mahir menyusuri jalan setapak di tepian situ tanpa ragu atau takut. ketika menemui jembatan bambu baru mereka minta untuk sepedanya diangkut satu per satu ke seberang situ. bahkan oki tidak berani berjalan di atas dua bilah kayu tetapi duduk di antaranya dan merayap menuju ke seberang. kali pertama bagi mereka untuk menemui "jembatan" seperti ini.

dari situ, kita memasuki hutan kota menuju ke fakultas teknik. dari sini kita mencari jembatan teksas yang menghubungkan fakultas teknik dan sastra yang melintasi sebuah situ yang cukup besar - dahulu daerah ini masih dapat ditemui sawah, yang kemudian ditenggelamkan untuk membuat situ seperti sekarang ini.

dari sini kita menuju rektorat, sempat beristirahat sejenak sebelum berdua ingin segera pulang. kita menuju saung mak engket melalui pavement yang sepertinya disediakan buat pejalan kaki dan pengendara sepeda.

setelah kembali menaikkan sepeda ke mobil, saya siap untuk mengantar pulang dan mereka siap tertidur pulas di perjalanan.

lain waktu, oki meminta untuk mengendarai sepeda dari rumah menuju belanova. dan dia mampu melakukannya tanpa mengeluh, seorang anak teka yang tangguh.