Monday, March 27, 2006

Indonesia: Thaksin v Megawati (related Tamasek Investment)

[Nirwana]
Indonesia v Thailand

Hari-hari ini, Thaksin - Perdana Menteri Thailand, diguncang dengan demonstrasi nasional yang menentang penjualan saham mayoritas perusahaan telekomunikasi ke pihak Tamasek, BUMN Singapura yang cukup menggurita. Tamasek, terakhir melakukan investasi di Standard Charter Bank yang menjadikannya pemegang mayoritas untuk bank tersebut. Demonstrasi nasional dari rakyat Thailand mengharuskan Thaksin melakukan manuver politik dengan mempercepat pemilihan umum bulan depan, yang juga ditentang oleh pihak oposisinya. Bayangan saya, sebuah manuver politik yang bertujuan untuk tidak menjawab issue utama (penjualan asset negara ke pihak asing) tetapi sekedar menutupi dengan mengalihkan issue ke hal yang remeh temeh saja.

Bayangkan apa yang dilakukan oleh seorang Megawati dengan masa kerja 2.5 tahun yang sangat "monumental" dan "berkesan"... paling tidak kesan yang sangat baik untuk pihak negara pulau tersebut dan sangat menyesakkan rakyat Indonesia. Beliau telah mendukung untuk menggelembungkan luas daratan Singapura dengan menyetujui kembali penjualan pasir laut (yang kaya silikon) dengan harga sangat murah (karena berdampak penggerusan pulau Indonesia dan menambah luasan daratan Singapura dengan harga pasir biasa). Megawati juga andil mengguritanya Tamasek di bumi nusantara, mulai dari penjualan asset negara di beberapa bank papan atas, BII, Danamon yang mungkin nilai penjualannya dengan nilai BLBI yang diserap oleh pihak bank-bank tersebut tidak sebanding, dan juga penjualan saham telekomunikasi, Indosat dan Telkomsel yang merupakan mayoritas penguasa pasar pada bidangnya (SLI dan selular) di Indonesia. SUngguh "bijaksana" rakyat Indonesia, tidak ada yang turun ke jalan dan bahkan pesangon 20milyar untuk masa kerja yang fantastispun tidak menjadi issue ditengah rakyat yang lapar sekedar untuk mendapatkan recehan ribuan untuk membeli beras kelas sangat murah sekalipun. Ironis.

Bandingkan Thailand dan Indonesia, mereka memiliki dan merasa memiliki negaranya sedangkan Indonesia cukup tak acuh, dari rakyat jelata sampai tingkat presiden.

No comments: