Sunday, March 27, 2011

[earth hour] suatu parodi internasional

[pesona]
semalam seluar dunia memperingati "earth hour", gerakan internasional dengan mematikan lampu selama 1 jam saja (dari 365 x 24 jam dalam setahun). merupakan suatu peringatan yang memang cocok untuk negara maju atau kota metropolis, tetapi ketika diberlakukan di indonesia --- ini sebagai parodi, karena sebagian rakyat kita masih dalam kegelapan atau keremangan, jika dipelosokpun mereka sudah lebih "maju" dan "membumi" dibanding rakyat perkotaan. mereka menggunakan mini hydro power untuk menyalakan lampu yang sangat eco-friendly, dengan menghemat dan swa daya --- bahkan mereka tergerak untuk menjaga lingkungan untuk menjaga sumber tenaga listriknya. ... parodi internasional.

jika dirunut lagi, sebenarnya sumber kerusakan dunia salah satunya karena penggunaan tenaga bahan bakar fosil yang serampangan. bahkan merasuk disetiap jiwa, khususnya ???rakyat??? indonesia dengan berfoya-foya menghabiskan sumber dayanya sia-sia. bahan bakar yang murah sangat melenakan, untuk pergi 1km pun mereka menggunakan transportasi pribadi dengan bbm subsidinya, jangankan memilih jalan kaki atau angkutan umum. berbagai alasan dari pavement tidak tersedia, angkutan umum tidak manusiawi atau alasan bawah sadar harga bbm dan parkir yang murah.

dikata ???rakyat??? aku menggunakan ??? karena sesungguhnya sumber dari masalah adalah !!!pemerintah!!!. kita memilih dan menggaji pemerintah karena menganggap (yang kadang-kadang 180derajat dengan anggapan mereka) mereka mampu untuk memerintah rakyatnya. kemacetan adalah hak rakyat, pemborosan bbm dilakukan oleh rakyat, gaji dan benefit adalah hak pemerintah (bahkan ada presiden yang "curhat" gajinya and this is only in indonesia). rakyat menyalahkan pemerintah (seperti saya juga) dan pemerintah bukannya fokus menyelesaikan masalah malah pake ilmu ngeles.

seandainya, harga bbm adalah harga pasar, subsidi dicabut dan sebagian besar digunakan untuk rakyat miskin dan transportasi massal (bukan prasarana transportasi, alias jalan tol), parkir diatur dan dikenakan biaya yang cukup tinggi, biaya transportasi di subsidi. dengan hal tsb, rakyat akan dipaksa memilih, transportasi masal atau kendaraan pribadi yang mahal (tentunya termasuk pajak mobil dan motor).

dengan hal tersebut rakyat akan menghargai nilai energinya, bahan bakar fosil sebagian besar digunakan untuk pabrik yang menghasilkan nilai, dibandingkan dibakar sia-sia dalam kemacetan. earth hour ... parodi nasional juga

1 comment:

Opini Indonesia said...

Rakyat Indonesia terbiasa berpikir gimana nanti, bukan nanti gimana ? haduhhh (topok jidat)