Monday, October 23, 2006

[Me] Ketetapan 1 Syawal 1427H

[Syawal 1 1427 H]
Tahun ini saya mengambil keputusan untuk merayakan Iedul Fitri 1427H berbeda dengan pemerintah, pertama kali perbedaan yang saya lakukan. Berawal dari keputusan Muhammadiyah yang menetapkan Minggu adalah akhir bulan Ramadhan dan akan merayakan 1 Syawal pada hari Senin dengan "hanya" menggunakan hisab, perhitungan ilmu falak... yang tidak berdasarkan dalil di Al Quran (melihat bulan) ataupun hadist. Saya berusaha mencari tahu dari berbagai site dan negara lain.

Saya tidak menggunakan ketetapan mereka sebagai pegangan, yang kebetulan bersamaan dengan keputusan ISNA untuk Amerika Utara (yang juga mengedepankan perhitungan), begitu juga Arab Saudi dan negara Arab (yang senantiasa menyamakan ketetapan tanggal hijriyah dengan Arab Saudi) yang akan merayakannya Senin ini. Arab mengambil keputusan tersebut setelah tidak melihat hilal pada Sabtu kemaren (Ramadhan 29, karena memulai puasa sehari lebih awal dibandingkan Indonesia), dan berdasarkan Al Quran mereka harus menggenapi menjadi 30 hari.

Satu hal yang menjadi pijakan adalah komentar dari Majelis Ulama Lebanon, yang melihat hilal hari Minggu ini dan menetapkan Senin sebagai perayaan Iedul Fitri.

Melihat gambar yang diambil di Ohio pada tanggal Oktober 20 menunjukkan fase terakhir bulan di Ramadhan, berarti berikutnya bulan tidak terlihat dan diperkirakan bulan baru akan terlihat pada hari Minggu ini, dan kebetulan bersamaan dengan perhitungan di http://www.moonsighting.com/ yang mengatakan bahwa bulan baru akan terbit pada 5:15 GMT di daerah Polenisia pada hari Minggu ini.

Ketika Sidang Itsbat menetapkan bahwa Indonesia akan menggenapi bulan Ramadhan menjadi 30 hari (sesuai dengan dalil Al Quran) karena diantara perwakilan ummat tidak ada yang melihat hilal dan menetapkan 1 Syawal adalah Selasa depan, saya mulai ragu dan seharusnya menggenapi menjadi 30 hari. Jika ada perbedaan antara kita (Muhammadiyah dan Pemerintah), jadikan Al Quran dan Al Hadist sebagai pegangan dan dalam hal ini dalil melihat bulan jauh lebih kuat.

Ketika melihat site lain, http://www.muhammadiyah.or.id/, hanya terlihat surat dari pengurus tentang ketetapan 1 Syawal. Sedangkan di site http://www.moonsighting.net/ yang lebih mengedapankan melihat bulan menafikan bulan akan terlihat Minggu petang ini.

Kembali dengan kebingungan, saya coba melihat berita di http://www.detik.com/. Syukur saya mendapati berita dari Abu Bakar Baasyir (MMI) yang mengatakan bahwa ada empat saksi yang melihat hilal dan menetapkan bahwa akan merayakan Shalat Ied Senin ini. Kembali lagi dari dalil Al Quran dan Hadist, kesaksian tersebut telah memenuhi dengan seseorang melihat hilal dan juga kita segera berbuka ketika satu diantara kita melihat bulan. Cukup kesaksian tsb menjadikan saya sekeluarga merayakan lebaran lebih awal. Sedih karena saya kehilangan satu hari di Ramadhan tahun ini yang hanya berumur 29 hari, tetapi begitulah keyakinan saya saat ini.

Semoga Allah menyempurnakan ibadah dan ketetapan kita (yang berbeda ini). Memang seharusnya ada satu ketetapan antar ahli falak (hisab) dan ahli fiqih (rukhyat), karena rakyat Jepang tidak akan melihat hilal sampai Rabu depan.

Allah akan menghargai setiap keputusan (ijtihad) tersebut selama didasari ketakwaan.

Minal Aidzin Wal Faidzin, Mohon Maaf dan Lahir Batin

No comments: